Senin, 04 April 2016

Kita "KITA". Mereka "MEREKA".

     Perkara sulit dalam hidup ini yaitu "mencapai kebahagiaan". Lebih-lebih jikalau membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.

     Dalam tabiatnya, manusia itu makhluk yang senantiasa membanding-bandingkan. Jika sudah begitu, akhirnya akan berujung perasaan sedih dan tidak adil. Padahal sebenarnya kita sudah mempunyai kehidupan yang baik.
Kita selalu tidak sadar bahwa perbandingan akan membuat kita mempersoalkan apa yang telah kita ada.

Kita lazimnya selalu membandingkan hidup kita dengan objek yang salah.
Kita akan membandingkan keadaan mereka yang terbaik. Padahal disitu kita hanya melihat pada luarnya saja (kelebihannya) tanpa kita melihat/ menilai kekurangannya yang lain.   Perbandingan akan meletakkan fokus kita kepada objek yang salah. Kita akan fokus kepada kehidupan orang lain, bukannya fokus terhadap hidup kita sendiri.

Jadi, bagaimana kita bisa bahagia? Jika kita selalu cemburu dengan kehidupan orang lain.

     Kita harus tetap fokus terhadap perjalanan hidup kita sendiri. Sebab, membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain adalah suatu kebodohan.
Tetapi belajar dari kisah orang lain adalah suatu kebijaksanaan.
Dan orang yang bijak adalah mereka yang membandingkan hidup mereka dengan mereka sendiri.

Hidup itu bukan tentang siapa yang menang, dan siapa yang kalah. Hidup adalah sebuah perjalanan. Dan perjalanan hidup kita hanya milik kita, bukan orang lain. Hanya kita yang akan menentukan apa yang kita inginkan dan dimana kita melangkahkan kaki di jalan yang baik yang mendapatkan Ridho-Nya.

     Daripada membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain, lebih baik bandingkan dengan hidup diri kita sendiri.

Bagaimana hidup kita dimasa lalu?

Dan bagaimana pula hidup kita dimasa kini?

Lihat sebanyak mana kita telah dewasa!

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. (QS. Ali-Imran : 139)

     Sekarang, jangan terlalu berpikir keras untuk mendeskripsikan apa itu bahagia yaa.
Bahagia kita, sudut pandang kita.

     Jadilah jiwa yang suka mengambil pelajaran dari kehidupan. Selalu bersyukur kepada Allah dengan segala nikmatNya sampai saat ini.

Teruslah belajar menjadi matang. Karena kehidupan kita akan senantiasa berkembang. Kekurangan itu pasti. Tiada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah.

3 komentar:

 

Imigran Saturnus Template by Ipietoon Cute Blog Design