Semilirnya angin senja menembus
sampai ke ingatanku
Tatkala waktu itu, aku sedang duduk
memandang merahnya langit
Sebuah ingatan itu kembali
dan sulit tuk dihilangkan
Sebuah pertemuan yang sulit tuk dilupakan
Sebuah perasaan yang sulit tuk dipatahkan
Kini matahariku kian tenggelam
Dalam gelapnya rona kehidupan
Menyisakan cahaya redup dan tangisan
Dan sekarang,
tinggalah AKU dan kenangan
Entah apa yang membuatmu pergi
dari hadapanku
Takdir?
Jika memang takdir,
lalu akankah aku lihat seperti ini lagi
dilain waktu?
Dengan sinar yang sama?
Dan dengan semilirnya angin yang sama?
Yang aku tangkap dari pelajaran kehidupan adalah
Hidup haruslah bersabar
Perpisahan bukanlah sebuah kehilangan
Tapi bagiku kini tak hanya sebuah perpisahan
Tetapi kehilangan
Aku kehilangan sinarnya yang dulu selalu untukku
Aku kehilangan sebagian dari harapan-harapan masa depan
Kau mengacaukan kehidupanku
Kau memberantakannya
Semua hilang
Tercecer entah sampai dimana
Gelap
Sunyi
Hening
Bintang-bintang berkelap-kelip
Seperti mata yang hendak menahan tangis
Dan suara binatang-binatang kecil pun mulai beradu dalam
tangis
Aku masih memandang langit
Dan sekilas pertanyaan timbul dalam hati
Apakah bintang-bintang itu adalah bagian partikel-partikel masa depanku yang pernah tercecer?
Aku akan menggapainya
Menata ulang dengan tangan ku sendiri
Mencipta sebuah karya mozaik dari masa lalu
Kini ...
Sebuah pengharapan yang hanya bisa ku tujukan kepada Sang Esa adalah
"Semoga matahariku dapat bersinar lebih indah dibagian bumi lainnya. Memberi kehangatan kepada jiwa yang dipeluknya."
[[ Terinspirasi oleh curhatan sahabat saya waktu SMK. Selalu semangat untuk berkarya mozaik dari puing-puing cerita masa lalu. Saya yakin itu akan lebih indah. Semua kebahagiaan, kesuksesan, tidak terlepas dari cerita masa lalu.]]
0 komentar:
Posting Komentar